Minat baca yang kurang dapat meningkatkan rentabilitas seseorang terhadap berita palsu (hoax) dan informasi yang tidak akurat. Berikut beberapa argumen yang menjelaskan mengapa kurangnya ketertarikan dalam membaca dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap berita palsu:
1. Kurangnya Literasi Media
Ketertarikan yang minim dengan membaca seringkali mencerminkan kurangnya pemahaman tentang cara mengonsumsi informasi secara kritis. Orang yang kurang terbiasa dengan media mungkin tidak tahu cara memverifikasi kebenaran berita atau mengenali tanda-tanda berita palsu.
2. Defisit dalam Keterampilan Kritis
Membaca secara aktif dan kritis membutuhkan keterampilan tertentu. Kurangnya ketertarikan dalam membaca mungkin mengindikasikan kurangnya pelatihan atau praktik dalam menganalisis informasi, mengajukan pertanyaan tentang sumber informasi, atau mengidentifikasi bias.
3. Ketergantungan pada Sumber yang Tidak Terpercaya
Individu dengan minat baca yang minim cenderung lebih mengandalkan sumber informasi yang kurang dapat dipercaya, seperti situs web berita palsu atau media sosial yang belum diverifikasi.
4. Keterbatasan dalam Akses ke Informasi yang Beragam
Membaca secara teratur dapat membantu seseorang mendapatkan akses ke berbagai sumber informasi. Minat baca yang rendah dapat berarti seseorang terbatas dengan sumber informasi yang mereka dapatkan, hal tersebut dapat menyebabkan risiko terpapar pada pandangan yang terbatas atau berita palsu meningkat.
5. Kurangnya Kesadaran terhadap Hoax
Seseorang yang jarang membaca mungkin kurang tahu tentang isu-isu yang berkaitan dengan berita palsu dan bahaya yang terkait dengannya. Mereka mungkin tidak menyadari sejauh mana berita palsu dapat memengaruhi pemikiran dan perilaku mereka.
Untuk mengatasi permasalahan ini, penting untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat mengenai pentingnya literasi media dan keterampilan kritis dalam mengonsumsi dan menilai informasi. Ini bisa diwujudkan melalui program pendidikan, kampanye sosial, dan upaya untuk merangsang minat baca dan pemahaman terhadap media. Semakin banyak orang yang memiliki keterampilan ini, semakin sedikit yang akan terkena dampak dari berita palsu dan hoax.