Selama masa pandemi COVID-19, telah ada banyak penyebaran berita palsu atau hoaks yang terkait dengan aspek kesehatan yang dapat memberikan dampak buruk kepada masyarakat. Beberapa contoh nyata dari berita palsu kesehatan seputar COVID-19 yang telah tersebar luas mencakup:
1. Pernyataan tentang Minum Bleach atau Bahan Kimia Berbahaya: Terdapat beberapa hoaks yang berpendapat bahwa mengonsumsi bleach atau bahan kimia beracun lainnya bisa mengobati COVID-19. Namun, ini adalah informasi yang sangat berbahaya dan berpotensi berakibat fatal.
2. Percaya pada Efektivitas Antibiotik: Beberapa orang menganggap bahwa antibiotik dapat menyembuhkan COVID-19, meskipun pada kenyataannya penyakit ini disebabkan oleh virus, bukan bakteri, sehingga antibiotik tidak memiliki efikasi dalam pengobatan COVID-19.
3. Ide Menghirup Uap Desinfektan: Terdapat hoaks yang beredar yang mengklaim bahwa menghirup uap dari desinfektan atau disinfektan dapat membantu mencegah atau mengobati COVID-19. Namun, ini adalah informasi yang sangat berbahaya dan bisa merusak sistem pernapasan.
4. Mitos terkait Suhu dan Cuaca: Beberapa hoaks menyatakan bahwa suhu tertentu atau cuaca panas bisa membunuh virus. Padahal, virus COVID-19 telah menyebar di berbagai iklim, termasuk daerah yang memiliki cuaca panas.
5. Teori Konspirasi seputar Asal-usul Virus: Teori konspirasi yang berhubungan dengan asal-usul virus COVID-19 telah tersebar, termasuk klaim bahwa virus ini disengaja diciptakan di laboratorium atau bahwa virus ini sama sekali tidak ada. Namun, semua ini bertentangan dengan bukti ilmiah yang ada.
6. Pengobatan Alternatif yang Berpotensi Berbahaya: Beberapa hoaks mendorong penggunaan pengobatan alternatif yang belum teruji atau berpotensi berbahaya, seperti minum air kencing atau mengonsumsi ramuan tertentu sebagai cara untuk mengobati COVID-19.
7.Informasi Tidak Benar tentang Vaksinasi: Berita palsu tentang vaksin COVID-19, termasuk klaim bahwa vaksin ini berbahaya, bisa mengubah DNA, atau menyebabkan kemandulan, telah menciptakan kebingungan dan ketidakpercayaan terhadap program vaksinasi.
8. Percaya pada “Kekebalan Kumpulan” Tanpa Vaksinasi: Beberapa hoaks mengklaim bahwa orang dapat mencapai kekebalan kelompok tanpa perlu menerima vaksinasi. Namun, hal ini bisa menghambat upaya vaksinasi massal yang sangat penting dalam mengendalikan pandemi.
Semua hoaks ini memiliki potensi untuk menciptakan kepanikan, membangkitkan ketidakpercayaan terhadap sumber informasi yang terpercaya, atau menghasilkan pengobatan yang tidak efektif. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu memverifikasi informasi dari sumber yang dapat dipercaya dan mengikuti panduan resmi dari lembaga kesehatan seperti WHO atau CDC dalam menghadapi COVID-19.